Selasa, 29 Desember 2015

Hindari Prasangka Buruk, Dekati Prasangka Baik

Tema : Prasangka, Diskriminasi Dan Etnosentrisme

Hindari Prasangka Buruk, Dekati Prasangka Baik

Tindakan seseorang sangatlah bergantung pada pikirannya sendiri. Setiap orang dberikan kebebasan untuk berpikir untuk memilih serta memandang, suatu hal itu baik atau buruk, semua itu tergantung dengan respon yang kita tanggapi dengan lingkungan yang kita hadapi. Jika lingkungan itu pahit atau buruk maka kita akan menjadi sering curiga, pesimis, dan pandangan-pandangan negatif lainnya. Semakin lama pikiran-pikiran negatif akan terus menggelayuti alam pikir kita. Setiap kita pandang hal itu buruk pasti pikiran negatiflah yang menguasai kita, tapi tidak sadarkah kita ketika kita memandang sesuatu dalam sisi positif dan pikiran yang jernih, kita akan mendapat sebuah pemikiran yang berbeda yaitu sebuah “Positive Thinking”. Pikiran negatif dan positif memanglah selalu berjalan beriringan seiring mata kita memandang lingkungan kita, tapi seberapa kuatkah nilai positif ataupun negatif yang dapat kita petik dari setiap kejadian, sebenarnya itu tergantung dari cara kita memandang, pandangan dan prasangka yang buruk dalam suatu hal akan menghasilkan “Negative Thinking” sedangkan pandangan baik akan menghasilkan “Positive Thingking”. Akan tetapi yang menjadikan permasalahan bagi kita adalah bagaimana “managing” and “controlling” otak kita agar terus berpandangan pisitif, misalkan kita memandang sebuah cerita berikut.

Pada suatu waktu terdapat sekelompok pemuda yang saling bersahabat, kemudian mereka bertemu seorang pedagang kaki lima di emperan toko, lalu mereka bertemu dengan seorang pemuda berjas berjalan di depan sebuah restoran megah bersama seorang wanita.

Melihat cerita diatas manakah yang lebih menarik dan baik bagi anda, pedagang kaki lima atau pemuda berjas, pikiran kitalah yang akan memprosesnya, bisa saja kita berpikir bahwa pedagang kaki lima itu adalah seorang pemalas dan bukan pekerja keras sedangkan pemuda itu adalah orang berhasil dan kaya raya, tapi bias juga anda berpikir bahwa pedagang kaki lima itu seorang yang sabar dan teguh serta pekerja keras sedangkan pemuda berjas itu hanyalah seorang pemuda yang sedang pergi bersama wanita panggilan, ataupun pendapat lainnya. Semua pendapat di atas tergantung pikiran mana yang menguasai kita positifkah atau negatif, kita memang boleh berprasangka pada orang lain, tapi dalam berprasangka apa salahnya jika kita melakukan prasangka baik terus menerus, ingatlah jika kita memandang suatu hal itu buruk maka buruklah hal tersebut tapi jika kita pandang hal itu baik maka menjadi baiklah hal tersebut. Semua itu tergantung kita memandang. Jadi semua hal yang kita pandang dan dengar perlu kita proses dan kaji lebih dalam agar kita menjadi tahu dan paham akan hal tersebut. Sehingga pikiran positif kita akan mengambil tindakan yang benar dan sesuai dengan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman