Selasa, 29 Desember 2015

Hindari Prasangka Buruk, Dekati Prasangka Baik

Tema : Prasangka, Diskriminasi Dan Etnosentrisme

Hindari Prasangka Buruk, Dekati Prasangka Baik

Tindakan seseorang sangatlah bergantung pada pikirannya sendiri. Setiap orang dberikan kebebasan untuk berpikir untuk memilih serta memandang, suatu hal itu baik atau buruk, semua itu tergantung dengan respon yang kita tanggapi dengan lingkungan yang kita hadapi. Jika lingkungan itu pahit atau buruk maka kita akan menjadi sering curiga, pesimis, dan pandangan-pandangan negatif lainnya. Semakin lama pikiran-pikiran negatif akan terus menggelayuti alam pikir kita. Setiap kita pandang hal itu buruk pasti pikiran negatiflah yang menguasai kita, tapi tidak sadarkah kita ketika kita memandang sesuatu dalam sisi positif dan pikiran yang jernih, kita akan mendapat sebuah pemikiran yang berbeda yaitu sebuah “Positive Thinking”. Pikiran negatif dan positif memanglah selalu berjalan beriringan seiring mata kita memandang lingkungan kita, tapi seberapa kuatkah nilai positif ataupun negatif yang dapat kita petik dari setiap kejadian, sebenarnya itu tergantung dari cara kita memandang, pandangan dan prasangka yang buruk dalam suatu hal akan menghasilkan “Negative Thinking” sedangkan pandangan baik akan menghasilkan “Positive Thingking”. Akan tetapi yang menjadikan permasalahan bagi kita adalah bagaimana “managing” and “controlling” otak kita agar terus berpandangan pisitif, misalkan kita memandang sebuah cerita berikut.

Pada suatu waktu terdapat sekelompok pemuda yang saling bersahabat, kemudian mereka bertemu seorang pedagang kaki lima di emperan toko, lalu mereka bertemu dengan seorang pemuda berjas berjalan di depan sebuah restoran megah bersama seorang wanita.

Melihat cerita diatas manakah yang lebih menarik dan baik bagi anda, pedagang kaki lima atau pemuda berjas, pikiran kitalah yang akan memprosesnya, bisa saja kita berpikir bahwa pedagang kaki lima itu adalah seorang pemalas dan bukan pekerja keras sedangkan pemuda itu adalah orang berhasil dan kaya raya, tapi bias juga anda berpikir bahwa pedagang kaki lima itu seorang yang sabar dan teguh serta pekerja keras sedangkan pemuda berjas itu hanyalah seorang pemuda yang sedang pergi bersama wanita panggilan, ataupun pendapat lainnya. Semua pendapat di atas tergantung pikiran mana yang menguasai kita positifkah atau negatif, kita memang boleh berprasangka pada orang lain, tapi dalam berprasangka apa salahnya jika kita melakukan prasangka baik terus menerus, ingatlah jika kita memandang suatu hal itu buruk maka buruklah hal tersebut tapi jika kita pandang hal itu baik maka menjadi baiklah hal tersebut. Semua itu tergantung kita memandang. Jadi semua hal yang kita pandang dan dengar perlu kita proses dan kaji lebih dalam agar kita menjadi tahu dan paham akan hal tersebut. Sehingga pikiran positif kita akan mengambil tindakan yang benar dan sesuai dengan kita.

Perkembangan Teknologi Masa Kini

Tema : Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Kemiskinan

Perkembangan Teknologi Masa Kini

Teknologi merupakan suatu sarana yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka. Beberapa teknologi saat ini merupakan perkembangan dari Teknologi jaman dahulu yang sering digunakan dalam sehari-hari. Contohnya saja alat komunikasi, dulunya teknologi komunikasi menggunakan telepon yang merupakan alat komunikasi yang terdiri dari dua bagian terpisah, yaitu yang satu untuk mendengar, dan yang satu untuk berbicara. Namun telepon telah mengalami perkembangan, dan kini telah berubah menjadi Handphone yang dapat dibawa kemana saja.

Oleh karena itu, perkembangan teknologi yang berubah menjadi teknologi masa kini telah berkembang pesat. Banyak teknologi yang dikembangkan sehingga lebih membantu manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Maka tidak heran, jika banyak ilmuwan atau para ahli terus mengembangkan teknologi teknologi untuk masa depan. Nah, disini ada beberapa teknologi masa kini yang mungkin di masa depan akan tetap digunakan. Selain itu, disini akan saya paparkan apa saja dampak yang dapat berpengaruh dalam perkembangan teknologi masa kini.

Teknologi Masa Kini Yang Mungkin Digunakan Di Masa Depan

1. Personal Computer (PC)

Mungkin banyak orang beranggapan PC adalah barang yang sudah tidak dapat diandalkan. Namun hal ini salah, justru PC adalah alat yang paling sangat membantu untuk menyelesaikan pekerjaan anda. Karena PC mempunyai privasi yang aman, selain itu PC mempunyai daya tahan yang lebih lama dari gadget apapun.

2. Wifi

Sejak 1997 wifi ditemukan sudah banyak yang mengembangkan teknologi ini. Sehingga sekarang notebook, PC< smartphone, bahkan Televisi sudah dapat terkoneksi dengan adanya Wifi ini. Walaupun sudah banyak smartphone yang sudah menggunakan teknologi LTE, namun anda akan tetap membutuhkan Wifi.

3. Email

Email sejak ditemukan sudah memiliki manfaat yang luar biasa. Sehingga, diprediksikan Email akan tetap bermanfaat dan tetap digunakan di masa depan. Karena dengan email, kita dapat memberi informasi ataupun surat secara cepat kepada orang lain.

Dampak Positif Perkembangan Teknologi Masa Kini

1. Internet Sebagai Media Penghubung

Tak dapat dipungkiri jika Internet adalah hal yang sangat melekat kepada kita. Karena internet memiliki fungsi yang amat banyak. Dengan internet, kita dapat melakukan komunikasi dengan orang yang berada jauh antara kita, kita dapat bertukar file, email, maupun koneksi.

2. Kemudahan Bertransaksi

Salah satu dampak yang bisa kita rasakan adalah kemudahan transaksi dengan pelanggan kita. Kemudahan pembayaran, kemudahan pengiriman, hingga kemudahan mencari order. Karena kita dapat memanfaatkan internet, atau memanfaatkan SMS Banking yang dapat kita manfaatkan sewaktu-waktu.

3. Kemudahan Mencari Informasi

Dengan adanya teknologi masa kini yang semakin berkembang, kita dapat mencari informasi dengan sangat mudah sekali. Kita dapat mencari informasi lowongan pekerjaan, informasi bencana alam, informasi kurs mata uang, hingga informasi lalu lintas.

Dampak Negatif Perkembangan Teknologi Masa Kini

1. Akses Pornografi

Inilah hal yang sangat rentan dalam teknologi masa kini. Karena mudahnya dan bebasnya internet, dapat memudahkan anak untuk mencari konten porno yang dapat berakibat buruk kepada ank kita nantinya. Oleh karena itu, dihimbau kepada keluarga taupun orang tua untuk selalu mengawasi anaknya.

2. Penipuan Online

Hal ini juga sangat rentan terjadi di dalam dunia teknologi masa kini. Dengan adanya teknologi yang terus berkembang, penjahat juga memanfaatkannya untuk kepentingan diri sendiri. Mereka mengembangkan teknologi untuk melakukan kejahatan yang dapat berdampak buruk kepada orang lain. Oleh karena itu, kita diharap waspada dengan hal-hal yang seperti ini

TIDAK ADA YANG BERBEDA, KITA SEMUA SAMA

Tema : Masyarakat Perkotaan Dan Masyarakat Perdesaan

TIDAK ADA YANG BERBEDA, KITA SEMUA SAMA


Secara fisik dan suku bangsa, tidak ada yang membedakan antara satu dengan yang lainnya, orang yang berkulit putih tidaklah lebih baik daripada yang berkulit hitam, yang berambut keriting tidaklah lebih buruk daripada yang berambut lurus, yang berhidung mancung tidaklah lebih baik daripada yang berhidung pesek, masyarakat perkotaan juga tidaklah lebih baik daripada perdesaan  begitu pula orang barat tidaklah lebih baik daripada orang indonesia. orang indonesia tidaklah lebih buruk daripada orang arab.
Kita semua memang diciptakan oleh Allah dengan kondisi yang berbeda-beda baik dari fisik ataupun suku bangsa, tetapi tujuan diciptakannya kita berbeda-beda tidaklah untuk menjadikan yang satu lebih baik dengan yang lainnya, atau yang satu lebih buruk dari yang lainnya. melainkan hanya untuk menjadikan kita saling mengenal dan lebih mudah untuk dikenali. misalnya si budi dari indonesia, atau si zaid dari arab saudi. tidaklah berarti si zaid lebih baik dari pada budi, hanya karena zaid berasal dari saudi. sungguh tidak.
Lalu apakah yang membedakan kita dan yang membuat kita lebih baik dan lebih tinggi kedudukannya dihadapan Allah daripada yang lainnya?. Tentu saja keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah, mau darimanapun dia, mau bagaimanapun bentuk fisiknya, mau kaya atau miskinkah dia, asalkan dia bertaqwa kepada Allah, maka dialah yang lebih baik dihadapan Allah.
Oleh karena itu marilah kita untuk tidak saling merendahkan dan memandang rendah orang lain hanya karena bentuk fisik, dan yang lainnya. Bisa jadi orang lain yang anda rendahkan itu lebih baik bahkan jauh lebih baik daripada anda dihadapan Allah. jangan sampai pahala kita diberikan kepadanya dan dosa dia kita pikul hanya gara-gara kita menghina dan menjelekkan dia. jangan sampai kita menjadi orang yang bangkrut diakhirat nanti.
Betapa banyak pertikaian yang terjadi dimasyarakat yang penyebabnya hanya karena saling hina bentuk fisik dan suku bangsa. oleh karena itu mari kita menjaga persatuan dan kedamaian dengan tidak saling menghina antara satu dengan yang lainnya. 

Kita semua sama, tak ada yang membedakan diantara kita.


BELAJAR TAK MENGENAL USIA


Tema : Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat

BELAJAR TAK MENGENAL USIA




Di Lembaga Tahsin & Tahfidz dimana seseorang  belajar tahsin, ada begitu beragam usia yang menjadi peserta, dimulai dari anak-anak mulai dari SD, SMP, dan SMA, sampai kakek-kakek pun tak mau kalah menjadi peserta Tahsin atau Tahfidz. Bahkan di kelompok saya yaitu kelompok Al-‘Alaq (Tahsin 2), ada anak yang masih SD, mungkin masih sekitar 8 tahunan tapi bacaannya tak kalah dari kami-kami yang udah dewasa. 

Dan beberapa pertemuan yang lalu, selagi nunggu giliran tallaqi ke ustadz, seorang itu diajak ngobrol oleh si kakek tersebut yang kebetulan duduk disampingnya. Ada banyak yang diobrolkan, seputar tempat tinggal, kerjaan, status, dan lain-lain. Disela-sela obrolan si Kakek bilang kayak gini: “Terlambat saya belajarnya  mas, dari dulu sampai sekarang selalu merasa benar bacaan Qur’annya, ternyata banyak salahnya..he.he..” kata si Kakek.

“Nggak Pak, nggak ada istilah terlambat dalam belajar mah..yang terlambat tuh kalau nyawa udah dikerongkongan.”
“hehehe.. bener juga ya..”

Dari situ seorang itu paham suatu hal yaitu hal yang membuat kita tidak mau belajar adalah merasa sudah benar, merasa sudah bisa, dan merasa sudah cukup akan suatu ilmu. Sehingga adanya suatu keegoisan dalam diri yang memasung diri untuk tidak mau tergerak untuk belajar, tidak mau tergerak untuk selalu haus akan ilmu, dan tidak mau tergerak untuk mempelajari lebih, lebih, dan lebih banyak lagi.

Terlebih untuk ilmu agama, seharusnya manusia tak perlulah alergi, merasa tidak perlu bahkan acuh tak mau memegang sedikitpun buku/ilmu agama. Menurut sebagian dari kita, belajar ilmu agama mah entaran aja, kalau umur udah  40an, 50an, atau 60an, yang penting karir dulu, dunia, dunia, dan duniaaa terus yang dikejar…nah ini nih yang berbahaya, yang ada nanti hanyalah penyesalan dan penyesalan.

Karena belajar tak mengenal usia, maka tak perlu lah malu ataupun berkecil hati ketika begitu timpangnya usia kita dengan seseorang dalam suatu majelis ilmu. Mintalah kepada Allah, agar senantiasa diri ini dimudahkan untuk hadir ke majelis-majelis ilmu, dan mempersulit bahkan mematikan syaraf kaki kita agar tidak bisa berjalan ketika pergi ke majelis-majelis yang banyak mudharatnya..

Karena belajar tak mengenal usia, sehingga usia bukanlah hal yang menjadi penghalang bagi seseorang untuk meneguk suatu ilmu, bukanlah penghalang bagi seseorang aktif mencari guru untuk belajar. Di zaman modern sekarang, dimana internet sudah menjadi life style, ilmu sudah bertebaran dan berserakan disana, tinggal kitanya saja yang mau atau tidak menjemput ilmu tersebut, sungguh beda dengan zaman dulu, dimana seseorang harus rela antri berhari-hari untuk meminjam sebuah buku di perpustakaan, dan juga dimana seseorang harus menempuh jarak berpuluh-puluh kilometer untuk menghadiri majelis ilmu. Ah.. kita.. sungguh beruntungnya kita..

Karena belajar tak mengenal usia, begitupun hidup tak mengenal siaran tunda, kalau bukan sekarang kapan lagi kita mau belajar? Tak ada waktu yang kembali, kecuali mesin waktu dah ada kali ya.., terlambat bukan berarti gagal, namun sedikit effort atau usaha dari orang kebanyakan sudah membuat kita melejit melebihi yang lain.

Karena belajar tak mengenal usia, yang masih muda janganlah menunggu tua untuk memulai, yang sudah tua janganlah gengsi untuk memulai, Allah tak mengenal ukuran usia seseorang, baik itu tua atau pun muda, jika ia bertaqwa sungguh Allah akan mencintainya. Dan untuk menjadi taqwa sungguh dibutuhkan ilmu untuk mendapatinya. 

Oleh karenanya, selagi ada nafas yang masih bisa kita hembuskan hingga saat ini, sudah sepatutnya dari sekarang sebelum terlambat mari kita teguk ilmu sebanyak-banyaknya.


Selasa, 17 November 2015

INTOLERANSI BAGI PEMERINTAH HAL BIASA

                    Tema : Warganegara Dan Negara

Kenapa kasus Intoleransi di Indonesia semakin tinggi dari tahun ke tahun?, jawabannya tidak lain karena negara mengabaikan prinsip hak asasi manusia dan persoalan intoleransi bagi negara adalah persoalan biasa (wajar). Hal ini terlihat dari respon Presiden SBY yang sangat minim kaitan dengan persoalan intoleransi di Indonesia. SBY  hanya gemar melakukan politik kata-kata yang berujung pada pencitraan. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Setara Institute tahun 2011.
Kita mungkin tidak lupa kaitan dengan kasus Ahmadiyah, kasus pembakaran Gereja, kasus Syah serta praktek intoleransi lainnya. Apakah semua kasus yang disebutkan diatas ada kejelasan dan penyelesaiannya?, cukup disayangkan negara tidak berani dalam mengungkap dan menindak para pelaku, negara cenderung membiarkan dan sepertinya tertekan dengan sekelompok masyarakat. Artinya dalam kasus intoleransi negara kalah dan tidak mampu memberikan perlindungan bagi warga negaranya, apalagi di tambah desakan luar negeri dalam Sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, menunjukkan betapa lemahnya Negara.
Jikalau negara kalah dan tidak berani menindak para pelaku dibalik semua kasus tercedarinya kebebasan beragama dan berkeyakinan, kepada siapa lagi masyarakat mengadu?. Siapa yang ditakuti oleh negara sebenarnya, bukankah negara memiliki kewenangan yang kapanpun bisa dilakukan jikalau ada kasus pencederaan terhadap nilai-nilai toleransi, tetapi kenapa negara diam dan membiarkan?
Sudah saatnya negara bertindak benar, memberikan jawaban masyarakat yang belum terjawab hingga hari ini. Kepastian hukum yang tidak ada menunjukkan betapa lemahnya negara, kalah dengan sekelompok orang yang merupakan segelintir dari jumlah masyarakat. Presiden dan jajaranya juga asik dengan bahasa-bahasa lumrah dan sepertinya biasa saja melihat keadaan yang terjadi sementara ada warga negaranya hingga hari ini tidak mendapat jaminan menjalankan ibadah dan kepercayaannya.
Tokoh agama seperti Romo Benny Susetyo melihat negara sebenarnya sudah membuka ruang terjadinya konflik. Pemerintah lembek terhadap ormas-ormas tertentu, dalam kasus Gereja di Aceh, Riau, Bekasi. Pemerintah lebih mendengarkan suara ormas-ormas dibanding melihat kebenaran yang ada. Pemerintah tidak mampu menjadi wasit, tidak memiliki keberanian menegakkan hukum bagi warga negaranya.
Dengan dihujani cercaan dan pertanyaann dari negara-negera sahabat di Sidang Dewan HAM PBB, mudah-mudahan pemerintah Indonesia berubah dan tidak lagi terkesan membiarkan.
Memberikan perlindungan bagi setiap warga negaranya adalah tanggung jawab negara, jangan kemudian akibat pembiaran yang dilakukan negara,  terjadi konflik yang berujung pada jatuhnya nilai-nilai kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia, Biarlah hal itu hanya terjadi pada masa lalu, hari ini seharusnya kita sudah memasuki dunia baru tanpa diskriminasi, tanpa intoleransi serta hidup damai dan tenteram antar sesama.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Peran Generasi Muda Terhadap Bangsa Indonesia



TEMA : PEMUDA DAN SOSIALISASI


Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
Proses sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
Melalui proses sosialisasi, pemuda merubah cara berpikir dan kebiasaan hidupnya. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Kepribadian seorang pemuda dapat terbentuk melalui proses sosialisasi. Dalam hal sosialisasi dikatakan sebagai proses yang membantu individu belajar dan menyesuaikan diri serta bagaimana berpikir dapat berfungsi dalam kelompok.

PERAN GENERASI MUDA TERHADAP BANGSA INDONESIA


Generasi muda sebagai pilar utama dalam keberlangsungan bangsa ini, ternyata mulai sekarang dipertanyakan keberadaanya. Tidak hanya ketika ide dan pemikiran tetapi pengantar atau pun bahasa yang dituturkan ikut menjadi bagian terpenting di dalamnya.

 

Aspek yang rasanya juga jelas terlihat ialah aspek bahasa. Gaya bahasa gaul, yang sebenarnya merupakan bahasa dialek Jakarta turut hadir dalam novel genre ini. “Loe-gue” yang dihadirkan tidak sekadar membuat “teenlit” begitu terasa dekat dengan para remaja, tapi justru dunia remaja yang demikian itulah yang tercermin lewat “teenlit”. Belum lagi cara penyajiannya yang menyerupai penulisan buku harian, lebih membangkitkan keterlibatan para pembacanya. Keberadaan bahasa Indonesia di dalamnya tidak terencana, tidak terpola dengan baik, apa saja bisa masuk. Baik pada percakapan (dialog) maupun pada deskripsi, bahasa yang dipakai adalah bahasa gaul, bahasa prokem, bahasa slang, yang hanya dimengerti oleh anak remaja. Keberagaman bahasa dan warna-warni percakapan tidak dapat dipola dan hampir tidak terkendali.
Lihatlah nama acara-acara di stasiun-stasiun televisi, siaran nasional, dan daerah. Simaklah laporan kalangan wartawan televisi dan radio (mereka pakai istilah reporter). Perhatikanlah ucapan-ucapan pembawa acara (mereka menyebutnya presenter) di layar kaca. Dengarlah dengan cermat bahasa mereka yang sehari-hari tampil di televisi, dalam acara apa pun.
Dengarlah nama-nama acara di stasiun-stasiun radio siaran. Bacalah nama-nama rubrik di media massa cetak. Perhatikanlah judul buku-buku fiksi dan nonfiksi yang dijual di toko-toko buku, di pasar buku, atau di kaki lima sekalipun. Simaklah dosen dan guru (terutama yang masih muda) yang sedang mengajar di depan kelas. Dengarkanlah petinggi atau pejabat negara yang sedang berpidato atau berbicara kepada wartawan.
Tiap saat dengan mudah kita dapat mendengarkan bahasa buruk. Contohnya, gue banget, thank you banget, ya!, Semakin lama semakin banyak orang yang berbahasa Indonesia dengan seenaknya, tidak mengindahkan norma atau aturan berbahasa yang berlaku resmi. Kalau benar isi pepatah lama, “Bahasa menunjukkan bangsa”, maka untuk mengetahui dan mengurai “wajah” negara dan bangsa kita kini tak usah mendatangkan ahli dari Amerika Serikat atau Australia.
Mengobati “penyakit” berbahasa yang sudah parah diperlukan usaha bersama semua pemangku kepentingan bahasa

Indonesia untuk kembali menumbuhkan rasa bangga sebagai bangsa atau orang Indonesia. Warga negara yang sangat bangga sebagai orang Indonesia tentunya (seharusnya) juga mencintai bahasa nasionalnya sendiri. Kita, putra-putri Indonesia abad 21, yang benar-benar mencintai bahasa Indonesia pastilah menjungjung tinggi bahasa persatuan kita. Untuk mendukung usaha serius ini, pemerintah dan DPR perlu segera membahas dan mengesahkan Rancangan Undang-undang tentang Kebahasaan yang dibuat tahun lalu.
Banyak bangsa lain, seperti Filipina dan India, merasa iri dan sangat terkagum-kagum terhadap bangsa kita karena memiliki bahasa persatuan, bahasa negara, bahasa nasional. Ini merupakan salah satu jati diri asli bangsa kita.

Masyarakat komunikatif tercipta dengan mampu merasakan kepekaan dan kepedulian serta siap berargumentasi untuk memecahkan permasalahan kompleks yang diidap. Konkretnya dengan cara itu, dapat mengawal masa-masa sulit ini menuju suatu arah yang tepat. Bagaimanapun menyiapkan seperangkat infrastruktur yang kapabel menyikapi setiap kejutan-kejutan arah angin perubahan secara tenang dan penuh perhitungan dalam konsensus, dapat menyediakan energi yang berlimpah ketika kita amat membutuhkannya. Mengkedepankan prioritas tidak bermakna mengesampingkan kebutuhan lainnya.
Barangkali, sebagai bagian dari bangsa ini. Memang yang lebih diperlukan adalah kemampuan memelihara memori dan mengambil pelajaran dari apa yang sudah bersama kita lalui sebagai sebuah bangsa. Sebuah refleksi adalah juga jalan untuk upaya merawat ingatan; bahwa kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan beratus dekade oleh berjuta pejuang; bahwa otoriterianisme merupakan jalan yang tidak kita inginkan sebagai bangsa yang bercita-cita dewasa; bahwa represifitas melumpuhkan demokrasi dan intelektualitas; bahwa kebebasan berpikir dan bersuara telah dibayar mahal oleh nyawa yang tak ternilai; bahwa korupsi dan kawan-kawannya telah menghancurkan sendi-sendi keadilan dan meluluhlantakkan harapan untuk hidup makmur, sejahtera, dan berkeadilan; bahwa wajah pendidikan menentukan karakter bangsa; bahwa persoalan bangsa ini adalah persoalan yang harus kita selesaikan secara bersama-sama; bahwa jauh dari tempat kita berada banyak sosok yang tulus bergerak untuk sesuatu yang memiliki nilai kontribusi tinggi daripada kita yang hanya berdiam sambil berpura diskusi dan turut berpikir.
Pada berbagi kegiatan pun diharapkan masyarakat terutama orang muda harus merasa ikut memiliki lambang jati diri bangsa Indonesia. Rasa ikut memiliki itu akan mengukuhkan rasa persatuan terhadap satu tanah air, satu negara kesatuan, satu bangsa, satu bahasa persatuan, satu bendera, satu lambang negara, dan satu lagu kebangsaan. Pada gilirannya rasa persatuan itu akan menjauhkan perpecahan bangsa sekalipun berada dalam era reformasi dan globalisasi.
Marilah mulai tumbuhkan kembali kesadaran dalam diri masing-masing untuk berbahasa Indonesia dengan baik, benar, dan indah. Ketika berbahasa asing, berbahasa asinglah dengan baik! Ketika berbahasa daerah, berbahasa daerahlah dengan baik! Ketika berbahasa nasional, berbahasa nasionallah dengan baik pula!

Halaman